Masjid di Jerman Ini Dukung LGBT, Laki-Laki-Perempuan Shalat Campur Baur Tanpa Tutup Aurat
INDOZONE.ID - Sebuah masjid Islam liberal di Berlin, Jerman, mengibarkan bendera pelangi untuk mendukung komunitas LGBT, di tengah-tengah acara Pride.
Masjid bernama Ibn Rusyd-Goethe itu mengklaim sebagai satu-satunya masjid "liberal" di negara itu, membentangkan bendera simbolis di depan sejumlah kecil orang pada Jumat (1/7/2022).
Senator budaya Berlin Klaus Lederer dan ketua negara bagian Kai Wegner hadir untuk upacara tersebut, di mana para peserta mengenakan lencana dengan slogan "Cinta itu halal."
Seyran Ate?, pendiri masjid, sebagaimana dilansir Independent, mengatakan bahwa memasang bendera itu “sangat penting” bagi orang-orang Muslim LGBT+.
Menurut Queer.de, dia menambahkan: "Ini menunjukkan bahwa mereka tidak harus memilih antara iman dan identitas seksual mereka, tetapi diterima apa adanya."
Tak hanya mendukung LGBT, di masjid ini, laki-laki dan perempuan boleh shalat bercampur baur dalam saf yang sama. Bahkan, perempuan boleh shalat tanpa mengenakan mukena atau penutup aurat dan perempuan juga bisa menjadi imam bagi laki-laki.
Mo el-Ketab, salah satu dari enam imam di masjid Ibn Rusyd-Goethe, mengatakan kepada penyiar Jerman Deutsche Welle bahwa lembaga keagamaan adalah “tempat yang aman bagi orang-orang yang berbeda, sehingga mereka juga dapat mengalami sisi spiritual dari kehidupan mereka” .
“Saya berharap banyak masjid lain juga akan mengibarkan bendera dengan cara ini atau memberikan tanda-tanda positif lainnya bagi komunitas LGBT+,” katanya.
Gerakan itu dilakukan menjelang akhir pekan Pride, dengan banyak kota mengharapkan ribuan orang mengambil bagian dalam parade dan pawai dalam tampilan solidaritas LGBT.
Di Berlin, Pride biasanya disebut sebagai Berlin Christopher Street Day (CSD) dan akan diadakan pada 23 Juli, bukan akhir pekan ini.
Anggota dewan CSD Marc Eric-Lehmann, yang juga hadir pada upacara bendera masjid, menyebut tampilan itu sebagai “tanda yang sangat kuat” untuk orang-orang LGBT.
“Orang queer juga bisa religius dan percaya pada Tuhan,” katanya kepada DW. “Kita seharusnya tidak hanya berbicara tentang ruang aman di bar dan klub di Berlin, kita juga harus berbicara tentang ruang aman di tempat ibadah.”
Pada hari Sabtu 2 Juli, Pride in London mengharapkan untuk melihat lebih dari satu juta orang turun ke ibukota untuk mengambil bagian atau menonton pawai.
Pawai tersebut akan merayakan 50 tahun sejak parade Pride in London pertama pada tahun 1972.