Melihat Tanda Kiamat Besar Dalam Islam Tentang Viralnya Matahari Terbit dari Utara di Jeneponto
Melihat Tanda Kiamat Besar Dalam Islam Tentang Viralnya Matahari Terbit dari Utara di Jeneponto
Fenomena matahari terbit dari utara ini pun seketika viral. Betapa tidak, biasanya terbit dari Timur, kali ini matahari terbit dari utara.
Terkait fenomena matahari terbit dari utara ini pun langsung dikomentari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan BMKG.
Matahari terbit dari utara ini pertama kali diunggah seorang warganet Oan Guptan, Kamis (17/6/2021) kemarin.
Dalam video itu, seorang pria menyebut matahari sudah di posisi utara menjelang pukul 08.00 waktu setempat.
"Saya katakan keanehan karena sebelumnya saya belum pernah melihat, di mana yang jadi kebiasaan matahari pagi terbit di sebelah timur," kata pria dalam video itu.
"Tapi sekarang baru menjelang jam 08.00 ternyata matahari sudah berada di posisi utara. Tidak biasanya seperti itu," lanjutnya.
Menurutnya, fenomena ini menjadi isyarat bahwa suatu saat nanti matahari akan terbit di sebelah barat, seperti tanda hari kiamat.
Tanda Kiamat Besar dalam Islam
Melihat kejadian matahari terbit dari utara di Jeneponto disebut pengungguh tanda hari kiamat. Simak berikut ini tanda-tanda kiamat besar dalam Islam dilihat dari terbitnya arah matahari.
Rasulullah mengingatkan kiamat tidak akan terjadi sebelum tanda matahari yang akan terbit dari barat.
“Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum matahari tebit dari barat. Jika ia telah terbit dari barat dan semua umat manusia melihatnya, mereka menjadi beriman semuanya. Pada saat itu, iman seseorang tidak ada manfaatnya jika sebelumnya ia tidak beriman atau tidak mendapat dari kebaikan imannya itu.” (HR. Muslim).
Sejauh ini, Inilah tanda-tanda kiamat yang sudah terjadi di bumi:
- Pandemi
- Perang nuklir
- Perubahan iklim
- Ledakan sinar ganma
- Hujan batu angkasa
- Banjir akibat perubaha iklim
- Erupsi
- Asteroid
Sementara, inilah 7 tanda akhir zaman menurut Islam
- Turunnya Nabi Isa
- Munculnya Yajuj dan Majuj
- Munculnya Api yang Mengumpulkan Manusi
- Munculnya Binatang Besar
- Munculnya Dajjal
- Munculnya Asap atau Kabut yang Mematikan
- Matahari Akan Terbit dari Barat
Penjelasan Lapan
Menanggapi hal itu, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin menegaskan bahwa fenomena itu tidak ada kaitannya dengan tanda kiamat.
"Tidak ada hubungannya dengan kiamat. Itu adalah hal yang wajar," kata Thomas saat dihubungi Kompas.com, Jumat (18/6/2021).
Menurutnya, fenomena itu muncul karena pergerakan posisi matahari akibat kemiringan sumbu rotasi Bumi.
Ia menjelaskan, posisi matahari pada bulan Juni berada di belahan utara. Hal ini mengakibatkan matahari terbit bukan di titik timur, melainkan bergeser mendekati timur laut.
Karena itu, posisi matahari saat tenggelam pun tidak berada tepat di titik barat.
"Pada tengah hari, matahari akan berada di arah utara. Nanti saat terbenam bukan pada titik barat, tetapi mendekati barat laut," jelas dia.
Thomas menuturkan, titik terbit matahari tepat di timur dan terbenam tepat di barat terjadi pada Maret dan September.
Sementara titik terbit akan bergeser dekat titik tenggara pada Desember setiap tahunnya.
"Pada Desember titik terbit dekat titik tenggara, tengah hari matahari pada arah selatan, dan terbenam dekat titik barat daya," ujarnya.
Menurut Thomas, matahari hanya akan terbit di titik barat ketika sumbu rotasi Bumi terbalik akibat tumbukan besar.
"Itu artinya kehancuran Bumi dan kehidupan di Bumi," tegasnya.
Penjelasan BMKG
Prakirawan BMKG wilayah IV Makassar Agusmin H membenarkan kejadian munculnya matahari dari sisi utara.
Dia menganggap, kejadian tersebut merupakan hal lumrah terjadi.
“Itu yang menyebabkan perubahan cuaca, yakni adanya musim panas dan dingin,” jelas Agusmin saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (18/6/2021).
Agusmin menjelaskan, fenomena matahari terbit dari utara disebut gerakan semu matahari (GSM).
Terkait dengan beredarnya video di Janeponto mengenai matahari terbit dari utara tersebut, Kompas.com menghubungi Hari Triwibowo selaku Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Hasanuddin Makassar.
Saat dihubungi, Hari menjelaskan fenomena yang terjadi di Janeponto tersebut bukanlah sebuah pertanda mengenai adanya bencana tertentu.
Ia mengatakan fenomena demikian biasa terjadi setiap tahunnya.
“Bukan (pertanda buruk) ini biasa terjadi setiap tahunnya," ujar Hari dihubungi Kompas.com, Jumat (18/6/2021).
Gerak semu matahari
Ia menyebut hal itu terjadi akibat perputaran bumi mengelilingi matahari.
"Itu terjadi akibat perputaran bumi mengelilingi matahari sebagai pusat tata surya atau dikenal juga dengan gerak semu matahari,” jelasnya.
Ia mengatakan posisi Jeneponto di Sulawesi Selatan berada berada pada lintang selatan ekuator.
Hal inilah yang kemudian menyebabkan pada bulan-bulan tertentu seperti Maret hingga September seolah-olah posisi matahari akan terasa lebih berada atau bergeser di utara dan puncaknya akan terasa di bulan Juni dan Juli.
“Begitu juga sebaliknya nanti pada bulan September-Maret matahari akan seolah-olah bergerak ke selatan,” ungkapnya.
Namun karena posisi Jeneponto ada di selatan ekuator maka menurutnnya ketika matahari lebih ke selatan hal itu tidak akan terlalu terasa.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com